JEMBER, Satunurani.com – Kamis, (24/07/2025). Di tengah kontroversi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyebut fenomena sound horeg sebagai bentuk hura-hura berlebihan, anak muda Puger justru bersiap menyambut ledakan suara dan gemerlap cahaya yang mengguncang langit malam.
Desa Wonosari, Kecamatan Puger, bersiap menjadi panggung megah untuk para raksasa sound yang tampil bukan di panggung konser, tapi di atas bak truk! Dalam event Karnaval Wonosari 2025, yang digelar dua hari berturut-turut pada 25 dan 26 Juli, semua mata kini tertuju pada satu nama baru yang langsung mencuri perhatian: Dokter Plat.
Masih terbilang pendatang baru, Dokter Plat sukses menyita perhatian para pecinta sound horeg kelas berat. Gabungan gaya berani, aransemen yang brutal namun nikmat di telinga, hingga kemampuan memuntahkan dentuman bass yang merontokkan dada, membuat namanya langsung melesat ke jajaran elite.
“Kalau udah Dokter Plat yang tampil, getarannya beda, Mas. Kayak jantung kita ikut jadi subwoofer,” ujar Raka, pemuda dari Ambulu yang mengaku bakal datang bareng rombongannya.
Bersama nama besar lainnya seperti Linggar Jati, Dokter Plat akan tampil dalam sesi cek sound pada tanggal 25 Juli, disusul puncak karnaval pada 26 Juli 2025. Puluhan truk dihias penuh warna, lampu strobo, dan logo-logo kebanggaan, siap mengular memenuhi jalan-jalan desa, menjadi ajang pamer tak cuma keindahan visual tapi juga dominasi audio.
Fatwa MUI yang mengimbau agar masyarakat menjauhi hiburan berlebih seperti sound horeg tak lantas menyurutkan semangat. Justru, bagi sebagian anak muda, ini menjadi ruang pelampiasan ekspresi, kreativitas, dan adrenalin yang tak bisa dibendung.
“Daripada mabuk-mabukan atau balapan liar, mending kita main sound. Ini budaya juga, cuma tampilannya saja yang modern,” kata Mahfud, tokoh pemuda setempat sekaligus salah satu kolaborator acara dari Jagalan, Balung Lor.
Dokter Plat sendiri dikabarkan sedang menyiapkan performa terbaiknya. Dengan ciri khas tata suara ekstrem dan visualisasi panggung mobile yang unik, Dokter Plat berambisi bukan sekadar tampil, tapi meninggalkan kesan mendalam. Tak heran jika banyak yang menyebut, tahun ini milik Dokter Plat.
Antusiasme warga pun meledak. Warung-warung kopi ramai membahas siapa paling “joss”, anak-anak muda mengatur titik nobar di tikungan strategis, bahkan emak-emak mulai menyiapkan jajanan untuk dijajakan selama karnaval.
Di tengah pro dan kontra, semangat muda terus bergema. Puger bukan sekadar daerah pantai dan ladang, tapi kini juga rumah bagi denyut keras budaya sound. Dan Dokter Plat, siap menuliskan babak baru dalam sejarah horeg Wonosari. (SR)






















