JEMBER, Satunurani.com – Rabu, (23/07/2025). Kekecewaan mendalam dirasakan para pelaku komunitas sound horeg di Jember, usai tak mendapat pembelaan dari Bupati Gus Fawait menyusul ramainya fatwa MUI soal larangan hiburan malam yang dianggap tidak sesuai syariat.
Salah satu suara keras muncul dari Abah Memet, pemilik Dokter Plat Audio, yang merasa komunitasnya kini seolah ditinggalkan, padahal dulu ikut menyumbang semangat perubahan saat masa kampanye Pilkada.
“Waktu kampanye, kami diundang. Kami dipercaya. Ditempatkan di barisan depan perubahan. Tapi sekarang, saat kami diserang, tidak ada yang berdiri untuk kami,” ujar Abah Memet dengan nada kecewa, dalam pernyataan yang disampaikan di hadapan awak media, Selasa (22/7/2025).
Ia menegaskan bahwa para pelaku sound system tidak boleh hanya dijadikan alat politik musiman.
“Kami ini bagian dari rakyat. Bukan alat. Kami bekerja dengan seni, bukan dengan dusta,” katanya.
Sejumlah pelaku seni dan komunitas hiburan rakyat lainnya juga menyuarakan keresahan yang sama, terutama karena belum adanya sikap tegas dari pemerintah daerah terhadap tekanan moral yang bisa mengancam mata pencaharian ratusan warga.
Deklarasi politik Gus Fawait pada 23 November 2023 di Jombang pernah menegaskan bahwa komunitas sound system akan dilindungi dan diberdayakan. Namun hingga kini, realisasi dari komitmen tersebut masih dipertanyakan.
“Kami hanya ingin janji ditepati. Jangan ketika kami dibutuhkan, kami dicari. Tapi saat kami dihantam, semua diam,” tandas Abah Memet.
Komunitas ini mendesak agar Gus Fawait, sebagai kepala daerah, tidak berdiam diri terhadap tekanan yang berpotensi mendiskriminasi kelompok pekerja seni dan hiburan rakyat. (SR)