BERSATU KITA KUAT

Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Kota Palu Berikan Bantahan atas Tuduhan Pihak Kepolisian

Array
Komentar 0
WhatsApp Image 2025-08-28 at 21.20.33

PALU, Satunurani.com – Jum’at, (29/08/2025). Aksi demonstrasi yang dilakukan pada Senin, (25/8/2025) oleh Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Kota Palu Menggugat di depan gedung DPRD Sulawesi Tengah, berakhir ricuh. Dalam kericuhan tersebut, ada beberapa video viral yang beredar di Media Sosial (Medsos), memperlihatkan oknum kepolisian melakukan tindakan represif dengan cara menyeret masa aksi.

Dari viralnya video tersebut, Polresta Palu mengeluarkan klarifikasi melalui Kapolresta Palu Kombes Pol Deny Abrahams. Ia menjelaskan, tindakan anggota di lapangan merupakan bentuk spontanitas setelah melihat rekannya menjadi korban pemukulan.

“Melihat rekannya dipukul, anggota langsung mengejar mahasiswa tersebut. Saat dikejar, mahasiswa itu terjatuh dan langsung diamankan,” jelas Kombes Deny dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/8/2025).

Namun kata Kapolresta, saat hendak diamankan, mahasiswa itu justru memegang kaki polisi dan berusaha menariknya. Polisi yang bersangkutan mencoba melepaskan diri, namun mahasiswa tetap mempertahankan pegangannya.

Kapolresta juga menekankan bahwa situasi pada saat itu sangat dinamis, sehingga anggota kepolisian harus bertindak cepat.

Dari Polda Sulawesi Tengah juga menyayangkan adanya kericuhan tersebut. Melalui Plh Kabidhumas Polda Sulteng AKBP Sugeng Lestari menjelaskan bahwa tak hanya mahasiswa, polisi juga menjadi korban.

“Untuk diketahui, aksi unjuk rasa di depan DPRD Sulteng yang berakhir ricuh tersebut, tidak hanya mahasiswa yang menjadi korban, tetapi juga ada anggota Kepolisian yang menjadi korban,” jelas AKBP Sugeng.

Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Kota Palu Menggugat, berikan bantahan atas klarifikasi tersebut. Melalui salah satu Koordinator Lapangan (Korlap) Ahmad Al Habsy menegaskan bahwa, klarifikasi dari Polresta Palu tidak betul adanya.

“Mereka coba mempelintir dengan mengatakan bahwasannya masa aksi yang duluan pukul mereka. Kemudian mereka memelintir bahwa masa aksi yang tahan kaki kepolisian sampai dia terseret. Hari ini kami ingin mengevalusai apa yang dikatakan pihak Polresta tersebut, yang mana itu semua tidak betul,” tegas Korlap

Korban IM juga membantah tuduhan dari pihak kepolisian, yang dimana ia memukul dan menahan kaki kepolisian hingga terseret.

“Saya membantah dengan tegas, bahwa saya tidak melakukan hal-hal yang diberitakan oleh pihak kepolisian,” tegas korban

BAA juga yang menjadi salah satu korban, menjelaskan kronologi dirinya mendapatkan aksi kekerasan oleh oknum polisi.

“Terjadinya penangkapan ketika ceos pertama, saya membantu teman-teman saya dan saya langsung ditangkap oleh intelijen. Disitu saya langsung ditangkap sekitar 7 atau 8 orang, pas ditangkap saya di angkat, dibanting dan dipukuli, disitu saya sampai ketakutan dan sempat dibawa masuk ke dalam gedung DPR,” jelas BAA

Ahmad juga menambahkan, ketika ceos masa aksi telah lari, akan tetapi pihak kepolisian tetap mengejar, kepolisan tugasnya hanya membubarkan, bukan menangkap ataupun mengintimidasi.

“Ketika ceos itu terjadi, teman-teman ini sudah lari, akan tetapi tetap dikejar oleh pihak kepolisian. Kan kepolisian ini tugasnya kemarin hanya membubarkan, bukan menangkap ataupun mengintimidasi,” tegas Ahmad

Ahmad juga ingin mengatakan kepada pihak kepolisan, mengapa ketika mengeluarkan berita hanya sepihak, yaitu polisi terluka, tetapi mahasiswa yang luka tidak disampaikan.

“Kenapa ketika mengeluarkan suatu berita hanya sepihak, satu polisi terluka dan lain-lain. Mereka tidak mengetahui, bahwasanya masa aksi itu terluka ada 5 orang. Satu matanya hampir buta, satu badanya tercukur, satu pica bibirnya. Oleh karena itu kami membantah atas pelintir yang dikeluarkan oleh Polresta Palu,” tegas Ahmad Al Habsy

Perwakilan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Sulawesi Tengah Rahmat Mursip mengatakan bahwa akan terus mengawal para mahasiswa.

“Kami dari LBH Sulteng masih konsisten mendampingi adik-adik mahasiswa. Kemarin kami telah melaporkan oknum polisi tersebut ke Komnas HAM, sehingga masih menunggu informasi kelanjutan dari mereka,” ujarnya

Ia juga mengatakan bahwa LBH Sulteng mengecam segala bentuk tindak kekerasan serta dugaan manipulasi fakta.

“Kami dari LBH Sulawesi Tengah tentunya mengecam segala bentuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh oknum aparat kepolisian, kemudain kami juga mengecam dugaan manipulasi fakta yang dilakukan oleh oknum kepolisian pada saat aksi demonstrasi kemarin,” tegasnya

Ahmad Al Habsy selaku Korlap mengajak seluruh elemen mahasiswa dan masyrakat untuk sama-sama mengawal kasus ini sampai selesai. (Eko)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

REKOMENDASI UNTUK ANDA

ARTIKEL TERKAIT

Logo ATM - GIF 02-Small

POPULER

REKOMENDASI

MUNGKIN ANDA MELEWATKAN INI

iklan02